Minggu, 27 Januari 2019

Lingkup Kecil Watak dan Karakter

         Sering kita jumpai berbeda watak dan karakter,  dua kata tersebut sudah jelas berbeda, apa itu watak dan karakter, dari sini dapat dibahas sedikit mengenai watak,  watak seseorang adalah sifat yang tertanam dari diri seseorang yang sangat minim menjadi tumpuan dalam bertindak, dalam arti di dunia nyata, banyak orang yang berkelakukan tanpa melihat suasana dan keadaan sekitar, dalam hal itu watak yang bekerja dan keluar dengan jelas dan menjadi gambaran bagaimana watak seseorang tersebut. Watak sering kali terlihat oleh seseorang yang murni, dalam arti tidak terpengaruh oleh orang lain,  bukan berarti teguh pendirian, namun tanpa sadar mengenai situasi kondisi sekitar,  maka dari itu watak seseorang timbul disebabkan tidak adanya modeling dari orang terdekat, dan watak bukanlah hal yang permanen, bisa berubah bilamana menggunakan metode yang tepat dalam merubah watak seseorang.

              Setelah mengetahui apa itu watak,  lalu bagaimana posisi karakter? .  Karakter merupakan konsep dari olah fikir seseorang yang menempel pada diri dan terlaksana dengan baik,  karakter bersifat berubah ubah seiring berjalannnya waktu dan seberapa kuat karakter yang dimiliki. Sangat beda dengan watak,  jika watak tertanam pada diri seseorang, jika karakter yang terkonsep dalam diri seseorang,  sungguh beda dari dua istilah tersebut, maka dari itu menciptakan karakter itu penting dalam menanggulangi watak yang tidak baik,  sebab dalam karakter terdapat konsep yang dapat dikembangkan, sebab konsep tersebut bersifat berkembang,  beda dengan watak,  watak tidak dapat dikembangkan, sebab watak bukanlah sifat yang terkonsep, namun watak bersifat instan dan tumpul serta reflek dari diri seseorang.  Maka dari itu penanaman karakter lebih penting daripada penanaman watak,  watak akan menjadi keras dan tidak mau tertuntut oleh orang lain namun jika karakter bersifat berkembang, jika ada hal yang baru maka akan diolah dan diputuskan apakah itu baik atau tidak, sebab karakter bersifat berkembang. 

Sabtu, 19 Januari 2019

Urgensi Menggali Keahlian Pada Diri Sendiri dan Kelompok

        Setiap individu merupakan suatu hal yang unik,  dalam bentuk wujud maupun tidak wujud,  dalam diri seseorang ada sesuatu yang sifatnya abstrak,  dalam pengembang potensi dapat dikatakan sebagai pencarian jati diri,  jati diri sifatnya intelektual dan psikomotorik, bahkan dapat dikaitkan dengan psikologis.

        Pada poin ini ingin menguak tentang usaha penemuan potensi pada diri sendiri dan kelompok,  dapat kita kelompokkan bahwa usaha ini ada untuk diri sendiri dan orang lain.  Sebelum masuk di poin poin usaha tersebut bahwa harus kita fahami mengenai dasar dan tujuan akan itu,  dasar mengenai menggali potensi tersebut dapat kita lihat bahwa zaman terus berjalan dan IPTEK terus berkembang, dan banyak sekali muncul seorang individu dengan kemampuan yang luar biasa di bidangnya,  maka dari itu yang dimaksud dengan dibidangnya inilah yang dikatakan sebagai orang yang profesional, orang yang profesional dibidangnya akan sangat mudah mendapat status sosial di masyarakat,  walau tujuan inti dari menggali potensi bukanlah mencari status sosial, namun adapun tujuannya tidak lepas dari mengikuti zaman dan menyesuaikan diri dari segi psikologis dengan lingkungan,  maka dari itu,  seorang yang mempunyai potensi profesional akan tidak lepas dari kemampuan diri dan keterampilan. 

         Adapun tujuan dari menggali potensi pada diri ini adalah untuk kebutuhan individu dan kelompok,  manusia terus berkembang di zamannya,  maka dari itu kebutuhan psikologis akan muncul, adapun dia untuk diri sendiri maupun kelompok,  maka dari itu kita sering menjumpai seseorang dengan potensi yang berbeda beda,  dan tidak lupa apapun itu kita sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari orang lain. Jadi kita perhatikan banyak sekali orang yang butuh dengan orang lain,  dengan contoh,  seorang bos butuh kepada arsitektur untuk memgatur instrumen gedung,  dan tukang dibutuhkan oleh calon pemilik rumah,  dan lain lain, maka dari itu,  kita mempunyai potensi mari kita galih dan kita temukan,  dan disitulah kita akan dibutuhkan oleh orang lain,  sejatinya bukan seberapa banyak yang kita punya,  tapi seberapa banyak kita manfaat terhadap orang lain.

Menurut anda

Terkadang saya memposting puisi karya saya,  namun kali ini saya ingin menanyakan kepada anda  mengenai pendidikan, 

Menurut anda,  apa arti pendidikan itu?  Dan apa ruang lingkup yang ada di pendidikan, ?

Lalu timbul dari pertanyaan lanjutan dari saya,  langkah apa yang bisa membuat pendidikan itu maju? Dan rasionalisasinya

Tulis jawab kalian di komentar ya :)


Jumat, 18 Januari 2019

Awam

                              Awam

Banyak yang faham,  dunia untuk hidup,
Banyak yang faham,  rumah untuk berteduh,
Banyak yang faham,  nasi untuk makan,
Banyak yang faham,  agama untuk pijakan.

Namun banyak yang tidak faham,  dunia punya rasa,
Namun banyak yang tidak faham,  rumah punya masa,
Namun banyak yang tidak faham,  nasi tidak selalu murni,
Namun banyak tidak faham,  agama bukan alat manipulasi,

Semua koar dalam nafsu,
Hingga kelak raya muara sandi,
Dengan amarahnya lemparkan insan,
Dalam satuan gempar termua surau malaka.

Madu Rupa

                        Madu Rupa

Semerbak prasa dalam satuan manis,
Berbunga merah dalam nakula sadis,
Semampir kikir yang tak terhingga,
Hanya membuat hati gelisah susah.

Wahai rupa, segeralah tunduk dalam sujud,
Bukan tunduk dalam mardud,
Apalagi maksud yang sesat berirama klasik,

Dalam hunian manisnya madu,
Rupawan getar harta syahdu,
Segeralah manis,
Hantarkan pangkuan eksis.

Karakter Pendidikan

                             Karakter Pendidikan

Hakikatnya bukanlah pendidikan karakter,
Namun sang penikmat meleokkan jari dengan karakter Pendidikan,
Bukan manual dan bukan proses,
Bukan teknis dan bukan prosedural,
Semua dari hati nurani, 
Yang tumbuh dengan tubuh,
Bukan dengan saru yang rancu,

Pesimis dalam tindak, 
Bukan tindakan yang proporsional,
Guru berliku dalam syahdu,
Bukan yang santai dan apatis,
Sebab sua murid dalam kelas,
Bukan pengemis yang kosong intelektual.

Sayembara Kasih

                             Sayembara Kasih

Sapuan pilu hanyutkan rasa,
Sejuta malu bubarkan visi,
Muara kasih dalam selimut padu,
Ditanda dalam seruan ilahi,
Dengan itu mereka tau segala yang ada,
Namun nafsu bebaskan janji,
Hingga lebur dalam satuan pahit,

Malu dengan mereka yang tau,
Bukan mereka yang rancu,
Apa yang ada bukan apa yang sudah,
Sebab sayembara bukan kasih yang terjual, dan terbeli,
Hingga mahesa yang muhkam dalam ragam rasa.