Minggu, 03 Februari 2019

Pendidikan Karakter dan Kendala Psikis


          Sering kita temui banyak yang menggunakan wadah sekolah sebagai pusat pendidikan yang sesungguhnya,  hal seperti itu bukanlah tindakan yang salah, sebab memang benar adanya sekolah adalah tempat atau wadah dimana anak dididik oleh pendidik.  Namun sangat sedikit orang tua memberikan kritisi terhadap perkembangan anak saat ada menempuh pendidikan di sekolah, yang banyak hanya hasil instan yang diinginkan oleh orang tua, yang terjadi di sini dominan berada di tingkat SMA, jika membahas tentang pentingnya mengkritisi perkembangan anak di sekolah itu sangatlah penting, sebab bukanlah hal yang wajar jika sebagai orang tua membiarkan anaknya salah pergaulan yang dimana sangat mudah terkontaminasi dengan dunia bebas,  tentu hal seperti ini bagi orang tua yang baik tidak ingin terjadi demikian,  lalu apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter dan kendala psikis yang dihadapi oleh peserta didik,  dalam tulisan saya ini akan membahas tentang dua poin di atas.

           Pendidikan karakter adalah merupakan tindakan seseorang atau lembaga dalam membentuk atau mencetak generasi yang lebih baik dan mempunyai ciri khas. Dari pengertian di atas dapat kita fahami bahwa pendidikan karakter bersifat membentuk dan menciptakan generasi yang mempunyai ciri khas dari segi kelakuan dan tatanan bersosial,  hal seperti ini yang banyak dimiliki oleh seorang individu namun bukanlah semua baik, namun ada yang mempunyai karakter tidak sesuai dengan karakter yang baik dimana itu dimiliki oleh orang lain,  dalam tulisan saya terdahulu saya menyebutkan bahwa watak dan karakter itu mempunyai perbedaan,  lalu apa yang menjadi pokok dari pembentukan karakter,  yang menjadi pokok dalam pendidikan karakter adalah pembinaan yang dilakukan oleh mentor atau pendamping,  dalam hal ini yang harus dilakukan oleh orang tua, sebab orang tualah yang paling dekat dengan anak itu sendiri, ada istilah modeling, modeling inilah yang harus dilakukan orang tua untuk menciptakan sebuah contoh yang dimana diajarkan kepada anak secara bertahap.  
         Lalu apa yang melandasi anak tidak mampu menerima modeling yang diberikan oleh orang tua,  di sini muncul kendala yang dihadapi orang tua atau pendidik dalam menciptakan karakter,  di tulisan ini akan saya ambil dari segi psikis anak,  dengan rasionalisasinya sebab psikis anak sangat diperhitungkan dalam mengakarkan tindakan yang baik terhadap oranh tua atau guru, sebelum membahas lebih dalam perlu kita ketahui makna dari psikis itu sendiri. 
            Psikis adalah mental seseorang yang berkaitan dengan psikologi, dalam makna ini dijadikan satu antara psikis dan psikologi,  psikologi itu sendiri adalah keadaan seseorang yang berkaitan dengan perasaan dan mental.  Ketika dikaitkan dengan kendala penyampaian pendidikan karakter bagaimana,  kendala adalah maslahah yang dihadapi seseorang  dan psikis sudah kita ketahui maknanya di atas ,  lalu bagaimana kasus seperti ini muncul.  Kasus dimana anak merasa terganggu dengan kehadiran orang tua,  dengan apa yang diucapkan orang tua dan merasa trauma atau takut, cemas, inilah ujung dari gejolak psikis yang sangat mengganggu anak itu sendiri, dalam hal aktifitas maupun penerapan karakter dari orang tua itu sendiri,  adapun saya dapat merincikan beberapa faktor yang sangat serinh terjadi pusat gangguan psikis terhadap perkembangan karakter anak : 
1. Orang tua yang kaku dalam merespon tindakan anak. 
2. Tuntutan ekonomi, sehingga anak menjadi korban amarah orang tua.
3.  Minimnya pendekatan yang bersifat edukatif.
4. Minimnya pemberian reward terhadap anak,  reward sendiri bukan berarti selalu uang atau makanan,  melainkan menggunakan tindakan atau senyuman bahkan ucapan bagus dan lanjutkan yang sangat berharga bagi anak dan dapat memicu semangat anak dalam terus belajar. 
5. Ada kemauan anak yang belul tercapai. 

        Itulah lima dari kendala yang penulis sampaikan kepada pelaku pendidikan,  dalam dunia nyata pasti banyak lagi kendala yang muncul selain lima di atas namun tidak lepas dari keadaan orang tua atau keluarga, dalam akademisi disebut dengan faktor internal. 

Minggu, 27 Januari 2019

Lingkup Kecil Watak dan Karakter

         Sering kita jumpai berbeda watak dan karakter,  dua kata tersebut sudah jelas berbeda, apa itu watak dan karakter, dari sini dapat dibahas sedikit mengenai watak,  watak seseorang adalah sifat yang tertanam dari diri seseorang yang sangat minim menjadi tumpuan dalam bertindak, dalam arti di dunia nyata, banyak orang yang berkelakukan tanpa melihat suasana dan keadaan sekitar, dalam hal itu watak yang bekerja dan keluar dengan jelas dan menjadi gambaran bagaimana watak seseorang tersebut. Watak sering kali terlihat oleh seseorang yang murni, dalam arti tidak terpengaruh oleh orang lain,  bukan berarti teguh pendirian, namun tanpa sadar mengenai situasi kondisi sekitar,  maka dari itu watak seseorang timbul disebabkan tidak adanya modeling dari orang terdekat, dan watak bukanlah hal yang permanen, bisa berubah bilamana menggunakan metode yang tepat dalam merubah watak seseorang.

              Setelah mengetahui apa itu watak,  lalu bagaimana posisi karakter? .  Karakter merupakan konsep dari olah fikir seseorang yang menempel pada diri dan terlaksana dengan baik,  karakter bersifat berubah ubah seiring berjalannnya waktu dan seberapa kuat karakter yang dimiliki. Sangat beda dengan watak,  jika watak tertanam pada diri seseorang, jika karakter yang terkonsep dalam diri seseorang,  sungguh beda dari dua istilah tersebut, maka dari itu menciptakan karakter itu penting dalam menanggulangi watak yang tidak baik,  sebab dalam karakter terdapat konsep yang dapat dikembangkan, sebab konsep tersebut bersifat berkembang,  beda dengan watak,  watak tidak dapat dikembangkan, sebab watak bukanlah sifat yang terkonsep, namun watak bersifat instan dan tumpul serta reflek dari diri seseorang.  Maka dari itu penanaman karakter lebih penting daripada penanaman watak,  watak akan menjadi keras dan tidak mau tertuntut oleh orang lain namun jika karakter bersifat berkembang, jika ada hal yang baru maka akan diolah dan diputuskan apakah itu baik atau tidak, sebab karakter bersifat berkembang. 

Sabtu, 19 Januari 2019

Urgensi Menggali Keahlian Pada Diri Sendiri dan Kelompok

        Setiap individu merupakan suatu hal yang unik,  dalam bentuk wujud maupun tidak wujud,  dalam diri seseorang ada sesuatu yang sifatnya abstrak,  dalam pengembang potensi dapat dikatakan sebagai pencarian jati diri,  jati diri sifatnya intelektual dan psikomotorik, bahkan dapat dikaitkan dengan psikologis.

        Pada poin ini ingin menguak tentang usaha penemuan potensi pada diri sendiri dan kelompok,  dapat kita kelompokkan bahwa usaha ini ada untuk diri sendiri dan orang lain.  Sebelum masuk di poin poin usaha tersebut bahwa harus kita fahami mengenai dasar dan tujuan akan itu,  dasar mengenai menggali potensi tersebut dapat kita lihat bahwa zaman terus berjalan dan IPTEK terus berkembang, dan banyak sekali muncul seorang individu dengan kemampuan yang luar biasa di bidangnya,  maka dari itu yang dimaksud dengan dibidangnya inilah yang dikatakan sebagai orang yang profesional, orang yang profesional dibidangnya akan sangat mudah mendapat status sosial di masyarakat,  walau tujuan inti dari menggali potensi bukanlah mencari status sosial, namun adapun tujuannya tidak lepas dari mengikuti zaman dan menyesuaikan diri dari segi psikologis dengan lingkungan,  maka dari itu,  seorang yang mempunyai potensi profesional akan tidak lepas dari kemampuan diri dan keterampilan. 

         Adapun tujuan dari menggali potensi pada diri ini adalah untuk kebutuhan individu dan kelompok,  manusia terus berkembang di zamannya,  maka dari itu kebutuhan psikologis akan muncul, adapun dia untuk diri sendiri maupun kelompok,  maka dari itu kita sering menjumpai seseorang dengan potensi yang berbeda beda,  dan tidak lupa apapun itu kita sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari orang lain. Jadi kita perhatikan banyak sekali orang yang butuh dengan orang lain,  dengan contoh,  seorang bos butuh kepada arsitektur untuk memgatur instrumen gedung,  dan tukang dibutuhkan oleh calon pemilik rumah,  dan lain lain, maka dari itu,  kita mempunyai potensi mari kita galih dan kita temukan,  dan disitulah kita akan dibutuhkan oleh orang lain,  sejatinya bukan seberapa banyak yang kita punya,  tapi seberapa banyak kita manfaat terhadap orang lain.

Menurut anda

Terkadang saya memposting puisi karya saya,  namun kali ini saya ingin menanyakan kepada anda  mengenai pendidikan, 

Menurut anda,  apa arti pendidikan itu?  Dan apa ruang lingkup yang ada di pendidikan, ?

Lalu timbul dari pertanyaan lanjutan dari saya,  langkah apa yang bisa membuat pendidikan itu maju? Dan rasionalisasinya

Tulis jawab kalian di komentar ya :)


Jumat, 18 Januari 2019

Awam

                              Awam

Banyak yang faham,  dunia untuk hidup,
Banyak yang faham,  rumah untuk berteduh,
Banyak yang faham,  nasi untuk makan,
Banyak yang faham,  agama untuk pijakan.

Namun banyak yang tidak faham,  dunia punya rasa,
Namun banyak yang tidak faham,  rumah punya masa,
Namun banyak yang tidak faham,  nasi tidak selalu murni,
Namun banyak tidak faham,  agama bukan alat manipulasi,

Semua koar dalam nafsu,
Hingga kelak raya muara sandi,
Dengan amarahnya lemparkan insan,
Dalam satuan gempar termua surau malaka.

Madu Rupa

                        Madu Rupa

Semerbak prasa dalam satuan manis,
Berbunga merah dalam nakula sadis,
Semampir kikir yang tak terhingga,
Hanya membuat hati gelisah susah.

Wahai rupa, segeralah tunduk dalam sujud,
Bukan tunduk dalam mardud,
Apalagi maksud yang sesat berirama klasik,

Dalam hunian manisnya madu,
Rupawan getar harta syahdu,
Segeralah manis,
Hantarkan pangkuan eksis.

Karakter Pendidikan

                             Karakter Pendidikan

Hakikatnya bukanlah pendidikan karakter,
Namun sang penikmat meleokkan jari dengan karakter Pendidikan,
Bukan manual dan bukan proses,
Bukan teknis dan bukan prosedural,
Semua dari hati nurani, 
Yang tumbuh dengan tubuh,
Bukan dengan saru yang rancu,

Pesimis dalam tindak, 
Bukan tindakan yang proporsional,
Guru berliku dalam syahdu,
Bukan yang santai dan apatis,
Sebab sua murid dalam kelas,
Bukan pengemis yang kosong intelektual.

Sayembara Kasih

                             Sayembara Kasih

Sapuan pilu hanyutkan rasa,
Sejuta malu bubarkan visi,
Muara kasih dalam selimut padu,
Ditanda dalam seruan ilahi,
Dengan itu mereka tau segala yang ada,
Namun nafsu bebaskan janji,
Hingga lebur dalam satuan pahit,

Malu dengan mereka yang tau,
Bukan mereka yang rancu,
Apa yang ada bukan apa yang sudah,
Sebab sayembara bukan kasih yang terjual, dan terbeli,
Hingga mahesa yang muhkam dalam ragam rasa.